Hedy Yamasari Hadiri Pembukaan IBCF 2025: Serukan Cinta Produk Lokal dan Targetkan Pasar Global
Rabu, 30 Juli 2025
Bandung, 30 Juli 2025 — Pembukaan resmi Indonesia Batik & Craft Festival (IBCF) 2025 berlangsung meriah di Graha Manggala Siliwangi, Jln. Aceh No. 66 Bandung, pada Rabu sore (30/7), pukul 16.00–18.00 WIB. Acara ini dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Hedy Yamasari, SH., M.H., Ketua BPD ASEPHI Jawa Barat sekaligus pemilik INACRAFT di Jakarta.
Turut hadir dalam perhelatan ini istri Wakil Gubernur Jawa Barat, Ketua IWAPI Jabar, Ketua IWAPI Kota Bandung, Ketua Dekranasda Jabar, serta Ketua Penyelenggara IBCF, dan para undangan kehormatan lainnya, termasuk pemilik Bahtera Avente dari Singapura.
Dalam wawancara eksklusif bersama awak media, Hedy Yamasari menyampaikan optimisme terhadap kualitas produk kerajinan dalam negeri yang menurutnya masih jauh lebih unggul dibandingkan produk luar negeri.
“Produk-produk dalam negeri kita itu masih tetap unggul. Di sini, bahkan ada fashion show dadakan dari teman-teman sanggar yang sudah berpengalaman tampil di luar negeri seperti Amerika dan Hongkong,” ungkapnya.
Ia pun menyoroti tantangan besar yang sedang dihadapi para pelaku industri kerajinan, yakni lesunya daya beli masyarakat, yang menyebabkan peralihan konsumen ke produk impor yang lebih murah.
“Sebenarnya, produk kita jauh lebih berkualitas dibandingkan produk luar seperti dari China. Jadi, konsumen, cintailah dan belilah produk dari negeri sendiri,” tegas Hedy.
Hedy juga menyinggung mengenai kondisi perdagangan yang fluktuatif, ditambah dengan adanya pembatasan kuota ekspor yang memaksa pelaku usaha untuk bertahan dan terus mencari pasar global.
“Kitalah yang harus struggle. Kita yang harus membuka pasar global dan menjadikan produk kita bisa go internasional. Jangan patah semangat,” serunya.
Ia menambahkan bahwa pangsa pasar di Afrika dan Amerika masih sangat potensial, menyebutkan bahwa batik Indonesia telah dikenal dan dihargai di negara-negara tersebut.
“Kita punya pasar sendiri. Afrika, misalnya, suka memakai batik. Presiden Mandela pun dulu sering memakai batik. Bahkan, saat pameran di luar negeri, para kedutaan Indonesia memakai batik dan itu menarik perhatian kedutaan negara lain. Kita lah yang harus memperkenalkan batik karena kita yang memproduksinya,” kata Hedy menutup wawancara.
IBCF 2025 sendiri akan berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 3 Agustus 2025, setiap hari pukul 10.00–21.30 WIB, menyuguhkan pameran batik, tenun, bordir, dan kerajinan paling lengkap. Tak hanya itu, pengunjung juga disuguhkan berbagai kegiatan menarik seperti fashion show, live music, demo make up, seminar bisnis, kompetisi tari tradisional, fashion talk, kajian Islam, dan community gathering.
Festival ini bukan hanya sebagai ajang pameran, tetapi juga sebagai bentuk nyata dukungan terhadap produk-produk lokal agar semakin dicintai di dalam negeri dan mendunia di pasar internasional.
What's Your Reaction?