Peringatan HAN ke-41 di Bandung Soroti Literasi Anak Jalanan: "Literasi Membangun Peradaban"

Minggu, 27 Juli 2025

Jul 28, 2025 - 22:17
 0  13
Peringatan HAN ke-41 di Bandung Soroti Literasi Anak Jalanan: "Literasi Membangun Peradaban"

Bandung, 27 Juli 2025 — Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 di Kota Bandung tahun ini berlangsung dengan nuansa berbeda. Bertepatan dengan acara Bandung Kota Cerita Jilid 2, Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung bekerja sama dengan Kelompok Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika menggelar puncak kegiatan bertajuk “Literasi Membangun Peradaban Bersama Anak Jalanan” di Aula Disarpus, Jalan Seram No.2, Citarum, Kota Bandung.

Acara ini menjadi momentum penting dalam memperjuangkan hak-hak anak jalanan, dengan pendekatan literasi sebagai pondasi untuk membangun masa depan mereka. Hadir dalam acara ini Wakil Wali Kota Bandung, Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, perwakilan dari PT Telkom Indonesia selaku sponsor utama, serta sejumlah pejabat pemerintahan dan tokoh masyarakat Kota Bandung.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Bandung menyampaikan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga menjadi kunci dalam membebaskan anak-anak dari siklus kemiskinan dan keterpinggiran.

Sementara itu, pendiri KPM Dewi Sartika, Santi Safitri, menyampaikan pandangan kritis terkait persoalan anak jalanan. Menurutnya, keberadaan anak-anak di jalan bukan hanya persoalan sosial semata, tetapi juga mencerminkan kegagalan negara dalam memberikan sistem jaminan sosial dan penanganan kemiskinan yang menyeluruh.

"Sebetulnya kalau dilihat dari kebijakan publik, negara kita memang belum bisa memberikan kesejahteraan secara utuh kepada masyarakat. Seharusnya dibuat sistem penanganan kemiskinan dan sistem jaminan sosial yang tidak menyebabkan anak-anak itu turun ke jalan," tegas Santi.

Ia juga menyoroti pendekatan represif seperti razia yang dinilai tidak efektif dan hanya bersifat sementara. Lebih lanjut, Santi menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan oleh dinas sosial selama ini seringkali tidak berkelanjutan dan minim pendampingan, sehingga banyak anak akhirnya kembali ke jalan.

"Razia itu kan harus ada input dan output ya, karena itu pakai anggaran pemerintah, pakai uang rakyat. Harusnya setelah di-razia itu ada program lanjutan," ujarnya.

Acara ini juga diwarnai dengan dialog interaktif antara anak-anak jalanan, komunitas literasi, dan pemerintah, sebagai bentuk nyata kolaborasi dalam mendengarkan aspirasi mereka.

Melalui kegiatan ini, Santi berharap generasi muda dapat lebih berempati dan kolaboratif, serta mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang lebih berpihak kepada anak-anak jalanan. Ia meyakini bahwa dengan pendidikan dan literasi yang baik, anak-anak ini dapat memiliki masa depan yang lebih cerah dan turut membangun Indonesia.

Acara ditutup dengan penampilan seni dari anak-anak binaan serta pembagian buku dan paket edukasi sebagai bentuk dukungan terhadap minat baca anak-anak marjinal.

Peringatan HAN ke-41 ini menjadi pengingat bahwa hak setiap anak, termasuk anak jalanan, adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Surga Nama : ADI PRAKOSO ( WA : 0857 5912 3153 )