Baliho Vs Whastapp Framing : Pengaruh Psikologis Pemilih Caleg yang Melihat Baliho dibandingkan yang Berinteraksi Langsung lewat Media WhatsApp

Dalam era teknologi informasi yang semakin maju, kampanye politik tidak lagi terbatas pada media konvensional seperti baliho dan spanduk. Salah satu platform yang semakin populer untuk berinteraksi dengan pemilih adalah melalui media sosial dan pesan instan seperti WhatsApp. Namun, penting untuk memahami pengaruh psikologis yang mungkin terjadi pada pemilih caleg yang melihat baliho dibandingkan dengan mereka yang berinteraksi langsung melalui media WhatsApp. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi dampak psikologis yang mungkin terjadi pada pemilih dalam kedua situasi tersebut.
Framing adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan cara informasi atau pesan disajikan dengan tujuan mempengaruhi persepsi, penilaian, dan pemahaman seseorang tentang suatu isu atau peristiwa. Framing melibatkan pemilihan dan penonjolan aspek-aspek tertentu dari suatu situasi, peristiwa, atau isu untuk mengubah cara orang memandangnya.
Dalam konteks komunikasi dan media, framing dapat digunakan untuk membentuk opini publik, mempengaruhi agenda politik, atau memperkuat pandangan tertentu. Framing dapat dilakukan melalui penggunaan kata-kata, gambar, narasi, atau pemilihan fakta yang diberikan kepada audiens. Dengan mengubah konteks atau penekanan dalam penyajian informasi, framing dapat mempengaruhi persepsi dan sikap seseorang terhadap suatu topik.
Misalnya, dalam laporan berita tentang sebuah kecelakaan mobil, framing yang berbeda dapat menghasilkan penilaian yang berbeda pula. Jika laporan berfokus pada kecepatan kendaraan yang menyebabkan kecelakaan, ini dapat menimbulkan pandangan bahwa masalah utamanya adalah kecepatan yang berlebihan. Namun, jika laporan berfokus pada kondisi jalan yang buruk, framing tersebut dapat menekankan masalah infrastruktur dan mengalihkan perhatian dari masalah kecepatan.
Penting untuk diingat bahwa framing tidak selalu negatif atau manipulatif. Framing juga bisa digunakan untuk memberikan konteks yang lebih baik dan memperjelas suatu isu. Namun, kesadaran terhadap framing dan kemampuan untuk menganalisis pesan yang disajikan secara kritis dapat membantu kita mengenali dan memahami bagaimana suatu informasi disampaikan dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi pandangan kita.
Pengaruh Baliho terhadap Pemilih:
1. Pengenalan Visual yang Kuat: Baliho merupakan media visual yang besar dan mencolok. Pemilih yang melihat baliho memiliki kesempatan untuk melihat wajah dan nama caleg dengan jelas. Hal ini dapat menciptakan pengenalan visual yang kuat dan memudahkan pemilih untuk mengingat calon tersebut.
2. Efek Keberadaan Fisik: Keberadaan baliho dalam ruang fisik, seperti di jalan raya atau di tempat umum, dapat mempengaruhi persepsi pemilih terhadap popularitas dan keberhasilan calon. Pemilih dapat menganggap calon dengan baliho yang lebih banyak atau lebih besar sebagai kandidat yang lebih kuat dan memiliki basis pendukung yang luas.
3. Efek Priming: Melihat baliho caleg juga dapat mempengaruhi pemilih melalui efek priming. Gambar, slogan, atau pesan yang ditampilkan dalam baliho dapat mempengaruhi pikiran dan asosiasi pemilih terhadap calon tersebut. Misalnya, baliho yang menampilkan calon bersama dengan simbol keberhasilan atau cita-cita pemilih dapat memicu perasaan positif terhadap calon tersebut.
Pengaruh Media WhatsApp terhadap Pemilih:
1. Interaksi Personal: Melalui media WhatsApp, pemilih dapat berinteraksi secara langsung dengan caleg atau tim kampanye. Interaksi personal ini dapat mempengaruhi persepsi pemilih terhadap calon dan partainya. Diskusi yang berlangsung dapat memberikan kesempatan kepada pemilih untuk mendapatkan informasi tambahan, menjawab pertanyaan mereka, atau mengatasi kekhawatiran yang mungkin dimiliki pemilih.
2. Efek Social Proof: Media WhatsApp juga dapat memicu efek social proof di antara pemilih. Ketika pemilih melihat pesan atau rekomendasi positif tentang calon yang tersebar di grup atau percakapan, mereka mungkin lebih cenderung untuk mempercayai dan mendukung calon tersebut. Hal ini dikarenakan pemilih cenderung mempercayai rekomendasi dari orang-orang yang mereka kenal atau anggota dari kelompok mereka.
3. Akses Informasi Lengkap: Melalui media WhatsApp, pemilih dapat dengan mudah menerima informasi terkini tentang calon, program, atau kebijakan yang ditawarkan. Mereka dapat memperoleh rincianpengenalan mengenai visi dan misi calon, rekam jejak politik, dan informasi terkait lainnya. Akses yang mudah dan cepat terhadap informasi ini dapat membantu pemilih dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi.
Perbandingan Pengaruh Psikologis:
1. Visual vs. Interaksi Personal: Melihat baliho caleg memberikan pengenalan visual yang kuat dan mencolok, sedangkan berinteraksi melalui media WhatsApp memberikan kesempatan untuk interaksi personal yang lebih langsung. Pemilih yang melihat baliho mungkin lebih mudah mengingat wajah dan nama calon, sementara pemilih yang berinteraksi melalui WhatsApp dapat memiliki pengalaman yang lebih personal dan mendapatkan informasi tambahan yang dapat mempengaruhi persepsi mereka.
2. Efek Keberadaan Fisik vs. Efek Social Proof: Baliho dalam ruang fisik dapat menciptakan kesan keberhasilan dan popularitas calon, sedangkan media WhatsApp memungkinkan pemilih untuk melihat rekomendasi dan pesan positif dari orang-orang yang mereka kenal. Efek priming dari baliho dapat mempengaruhi persepsi pemilih terhadap calon, sedangkan efek social proof dalam media WhatsApp dapat mempengaruhi kepercayaan dan dukungan pemilih.
3. Pengenalan Visual yang Kuat vs. Akses Informasi Lengkap: Baliho memberikan pengenalan visual yang kuat terhadap calon, sementara media WhatsApp memberikan akses yang lebih mudah dan lengkap terhadap informasi terkait calon. Melalui WhatsApp, pemilih dapat memperoleh informasi lebih rinci tentang program, rekam jejak politik, dan pendapat calon.
Kesimpulan:
Pengaruh psikologis pemilih caleg yang melihat baliho dibandingkan dengan yang berinteraksi langsung melalui media WhatsApp memiliki perbedaan yang signifikan. Baliho memberikan pengenalan visual yang kuat dan efek keberadaan fisik, sementara media WhatsApp memberikan kesempatan untuk interaksi personal, efek social proof, dan akses informasi yang lebih lengkap. Kedua pengaruh ini dapat mempengaruhi persepsi dan keputusan pemilih dalam mendukung calon tertentu. Oleh karena itu, penting bagi caleg dan tim kampanye untuk memanfaatkan kedua media ini dengan baik dan memahami pengaruh psikologis yang mungkin terjadi pada pemilih.
What's Your Reaction?






