Empat Warga Bandung Meninggal Akibat DBD, Dinkes Sebut Kasus Masih Terkendali
Rabu, 2 Juli 2025
Bandung, 2 Juli 2025 – Sebanyak empat warga Kota Bandung dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama periode Januari hingga Juni 2025. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kota Bandung menilai situasi masih berada dalam kategori terkendali.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hardian, menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun ini, tercatat 1.680 kasus DBD dengan empat korban jiwa. Meski demikian, angka kematian tersebut dinilai masih di bawah standar nasional, yakni kurang dari satu persen dari total kasus.
“Angka kematian DBD masih di bawah nasional satu persen. Tahun kemarin angka kematian kita mencapai 25 orang dari total 7.680 kasus. Tahun ini baru empat kematian dari 1.680 kasus. Jadi masih jauh di bawah target dan bisa dikatakan terkendali,” ujar Anhar di Kota Bandung, Rabu (2/7).
Anhar juga menjelaskan bahwa fenomena kemarau basah yang terjadi di Kota Bandung turut memicu peningkatan sarang nyamuk. Oleh karena itu, meski jumlah kasus belum meledak, pihaknya menetapkan status waspada DBD untuk mencegah lonjakan lebih lanjut.
“Kemarau basah menyebabkan tempat-tempat perlindungan nyamuk semakin banyak. Maka dari itu, tampaknya sepanjang tahun ini kita harus waspada terhadap potensi penyebaran DBD,” jelasnya.
Dinkes Kota Bandung sendiri telah menyiapkan sejumlah langkah penanggulangan. Upaya seperti penyemprotan (fogging) dan penyebaran bakteri Wolbachia (disebut "wahabia") masih dilakukan secara berkala di berbagai wilayah rawan. Namun demikian, Anhar menegaskan bahwa strategi paling efektif tetap terletak pada pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Ada strategi-strategi lain seperti fogging dan penggunaan wahabia. Tapi yang terbaik sebenarnya adalah PSN. Dan kunci PSN adalah keterlibatan masyarakat dalam menerapkan 3M+ Mengoles,” tegasnya.
Gerakan 3M+ Mengoles yang dimaksud adalah menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak, serta mengoleskan lotion anti-nyamuk.
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan aktif menjaga lingkungan masing-masing. Dengan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan angka kasus DBD di Kota Bandung tidak meningkat signifikan hingga akhir tahun.
What's Your Reaction?