217 Peserta dari Seluruh Indonesia Hadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan HIPPII 2024

Himpunan Perawat Pencegah & Pengendali Infeksi Indonesia

Sep 7, 2024 - 06:40
Sep 7, 2024 - 06:43
 0  22
217 Peserta dari Seluruh Indonesia Hadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan HIPPII 2024

Bandung - Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII), gelar Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) yang dikemas dalam Seminar dan Workshop Nasional dengan tema “Penerapan di Fasilitas Kesehatan Sesuai dengan Mutu dan Keselamatan Pasien yang Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 tahun 2023 dan STARKES”.

Acara yang dilaksanakan selama dua hari Jum’at-Sabtu tanggal 06 sampai 07 September 2024 di Hotel Savoy Homann Bidakara Kota Bandung ini, diikuti oleh para IPCN (Infection Prevention Control Nurse) dari 27 Provinsi se-Indonesia, dengan jumlah peserta mencapai 217 orang. Panitia menghadirkan para pakar dan akademisi dunia kesehatan sebagai pemateri.

Hadir dalam acara, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pusat, Dr Harif Fadhillah, S Kep, M Kep, SH, MH, FISQua, Ketua Pimpinan Pusat HIPPII, Dr Elis Puji Utami, S Kep Ners, MPH, Ketua Penyelenggara Seminar, Ns Siti Djubaeda, S Kep, M Kep, pengurus PPNI Jawa Barat, pengurus HIPPII Jawa Barat, para moderator serta narasumber.

Ketua Penyelenggara Seminar dan Workshop Nasional HIPPII, Ns Siti Djubaeda mengatakan, dalam kegiatan panitia menghadirkan para pakar atau narasumber baik dari PPNI Pusat juga dari Komite Mutu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan lainnya. Hari pertama dimulai dengan pembukaan termasuk diisi juga materi-materi dari narasumber.

“Hari kedua kita masuk ke Workshop, di workshop itu kita juga mengacu kepada WHO kompetensi. Jadi itulah yang memang seminar ini mempunyai tema WHO kompetensi. Sehingga kita bisa menerapkan di fasilitas kesehatan sesuai dengan Undang-undang nomor 17 dan juga STARKES,” jelas Siti.

Siti menyebut, ada 217 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku yang juga menjadi peserta terbanyak. Ada sekitar 12 materi persentase yang disampaikan kepada peserta selama acara dua hari berlangsung.

“Kita berharap bahwa IPCN itu memperlihatkan standar kompetensi yang disesuaikan dengan fungsinya IPCN. Bagaimana seorang IPCN ini diakui sebagai seorang perawat juga, sehingga dia juga akan mempunyai standar kompetensi, dimana akan berproses, saat ini sedang berproses di PPNI itu sendiri, dan berharapnya bahwa standar kompetensi IPCN ini dapat berlaku dis seluruh Indonesia, khususnya IPCN,” bebernya.

Di tempat yang sama, Ketua Pimpinan Pusat HIPPII, Dr Elis Puji Utami, menyampaikan, IPCN ini memiliki ilmu yang tersendiri yang tidak dimiliki oleh profesi yang lain. Profesi lain juga memiliki pemahaman tentang infeksi, tapi sebenarnya tugas dan tanggungjawab IPCN itu seperti apa.

“Maka inilah yang menjadi penguatan pada sesi ini, sehingga itulah karya HIPPII sebagai wadah organisasi profesi para teman-teman perawat PPI (Pencegah dan Pengendali Infeksi) tadi. Maka, untuk bisa memberikan masukan tentang rancangan standar kompetensi. Standar kompetensi ini adalah standar kompetensi kekhususan dalam hal ini adalah perawat yang bertugas atau bertanggungjawab didalam pencegahan dan pengendalian infeksi,” kata Elis.

Menyikapi adanya keluhan dalam masalah penerapan PPI, lanjut Elis, PPI ini hal yang sangat mudah dilihat tetapi bisa sulit atau bisa juga menerapkan, karena sifatnya adalah bisa dipelajari tapi bagaimana untuk bisa menerapkan. Hal ini biasanya yang selalu jadi masalah. Ini artinya bahwa banyak rumah sakit yang mengeluh dalam penerapan PPI tidak mudah.

“Maka bagaimana caranya?. Nah di setiap rumah sakit itu memiliki komite PPI atau Tim PPI. Disana ada para IPCN atau perawat pencegah pengendali infeksi. Dengan adanya peningkatan pengetahuan melalui pelatihan, seminar atau workshop dan seperti salah satu contoh pertemuan ilmiah tahunan seperti ini. Ini adalah untuk memberikan penguatan kepada mereka bahwa mereka ini tidak sendiri, mereka itu punya ilmu dan kompetensi,” beber Elis.

Hal inilah kata Elis, yang diupayakan ketika menjadi IPCN ketika ada permasalahan di rumah sakit, bisa melaksanakan. Satu hal lagi yang harus dipahami dan diketahui para IPCN, bahwa wadah dari HIPPII ini sudah ada di 27 provinsi di Indonesia. Melalui HIPPII wilayah-wilayah itu nantinya bisa ditampung tentang apa permasalahan atau apa yang harus dibantu untuk menerapkan ilmu tentang PPI di setiap rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang ada di wilayah.

“Tugas dari HIPPII pusat adalah mengajak HIPPII wilayah untuk satu visi misi pada AD ART PPNI. Jadi pengembangan-pengembangan itu sudah dimuat bersama. Sehingga inilah yang menjadi penguatan pada HIPPII yang ada di wilayah tadi,” jelas Elis.

Elis berharap dengan digelarnya Seminar dan Workshop Nasional HIPPII, yang mana topik yang dibahas berkaitan dengan tugas-tugasnya, sehingga para PPI bisa menerapkan, meng-update ilmunya.

“Yang sangat membuat kesan baik sekali, yang kami undang itu adalah para regulator. Kalau tentang profesi langsung dari DPP PPNI, Kementerian Kesehatan juga hadir, kemudian juga dari lembaga akreditasi, organisasi pelaksana PPI seperti Perdalin juga hadir. Sehingga dalam mengerjakan ini kita saling berkolaborasi tidak masing-masing. Ada support saling mendukung dan kita melaksanakan apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan,” papar Ketua PP HIPPII.

Sementara, Ketua DPP PPNI, Harif Fadhillah menyebut bahwa Pertemuan Ilmiah Tahunan yang dilakukan, merupakan budaya di organisasi PPNI. Dimana PPNI mempunyai banyak himpunan, sekitar 27 ikatan dan himpunan yang salah satunya HIPPII yang mempunyai budaya melakukan pertemuan ilmiah dengan membahas kegiatan-kegiatan ilmiah untuk memberikan informasi terbarukan, pada keilmuan di bidangnya masing-masing.

“Penekanan kepada perawat hari ini adalah, yuk kita sama-sama memacu untuk menjadi lebih profesional didalam melaksanakan pekerjaan kita, dan itu menjadi tuntutan masyarakat hari ini. Dan kita juga memerlukan pengetahuan yang lebih tinggi lagi terhadap profesi perawat ini,” kata Harif.

Ia berharap kegiatan tersebut menjadi kalender rutin oleh HIPPII khususnya, juga ada peningkatan dalam aspek yang lain selain seminar, informasi terbarukan, tetapi juga sudah bergerak pada yang disebut dengan Sistem Sertifikasi untuk perawat pengendali Infeksi atau IPCN. 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Surga Nama : ADI PRAKOSO ( WA : 0857 5912 3153 )